[1x04-082012]-Sedikit tentang Abu Bakar As Siddiq RA (Bagian 1)
Beliau adalah orang yang sangat merindukan hadirnya Rasulullah. Beliau senang bergaul dengan orang shalih yang kepadanya beliau mencari petunjuk dan mendapat kabar akan datangnya nabi yang telah dinantikan. Mereka adalah Qus bin Sa’idah al Iyyadi, Zaid bin ‘Amr bin Nufeil, dan Waraqah bin Naufal. Merekalah orang-orang yang teguh berpegang kepada agama Ibrahim, meskipun lingkungan sekitar mereka adalah para penyembah berhala. Dari merekalah Abu Bakar tahu bahwa akan datang suatu agama yang akan mengembalikan panji-panji Allah dan akan menghancurkan berhala. Namun, Qus bin Sa’idah lebih dahulu meninggal sebelum sempat bertemu baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam..
Abu Bakar semakin hari semakin yakin akan kebenaran agama Ibrahim. Beliau pernah bertanya dalam hati, “Demi Tuhan Ibrahim, inilah sebenarnya yang haq! Tetapi bagaimanakah caranya? Serta kapankah kita akan mendapat keyakinan terhadap-Nya?”
Semakin hari semakin memuncak kerinduannya akan hadirnya seorang Rasul. Tiba-tiba beliau teringat sosok bernama Muhammad al Amin yang menengahi peristiwa lima tahun sebelumnya dimana orang Quraisy akan mengembalikan hajar aswad ke tempatnya semula setelah memperbaharui ka’bah. Saat itu timbul pertikaian di antara mereka yang hampir saja menimbulkan perang antar sesama orang Quraisy. Terjadi saling klaim bahwa kelompoknyalah yang paling berhak untuk mengembalikan kembali hajar aswad ke tempatnya semula.
Umayah bin Mughirah (seorang Quraisy yang tertua) mengusulkan agar mereka bertahkim kepada orang yang pertama kali datang ke tempat itu nanti yang mana putusannya kelak harus mereka terima. Akhirnya mereka menyetujui usul seorang Quraisy tertua tersebut. Setelah terdiam dalam hening yang mencekam, sosok orang pertama tersebut muncul di hadapan mereka. Orang itu bernama Muhammad al Amin dan mereka pun berseru untuk menyambutnya.
Setelah mengetahui sebab-sebab perselisihan, Muhammad al Amin kemudian meminta kepada mereka selembar kain. Ditaruhnyalah hajar aswad itu di tengahnya dan kemudian beliau berkata, “Silakan setiap suku memegang tepi kain, kemudian angkat bersama-sama.”
Sementara kenangan tersebut masih menggelayuti pikirannya, Abu Bakar pun bergumam, “Benar, ia adalah hakim terbaik dan penyelamat yang terbaik.”
Kenangan-kenangan indah ini semakin membangkitkan harapan bagi beliau dan teman-teman shalihnya, seolah-olah hampir menjadi kenyataan di benak Abu Bakar. Teringatlah beliau akan perkataan Qus bahwa peristiwa itu akan terjadi pada saatnya.
Hari demi hari dilalui beliau dengan penuh kesabaran dan kerinduan. Perhatian Abu Bakar pun kembali kepada kegiatan rutinnya dan perdagangan. Beliau pergi menuju negara Syiria bersama beberapa orang saudara sahabatnya. Tak berbeda jauh dengan kampung halamannya, Abu Bakar menemukan banyaknya warga yang juga menyembah berhala. Tak lupa, di sana pun beliau juga mencari rahib dan pendeta untuk mencari kebenaran.
Sayyidina Abu Bakar RA adalah sosok yang berhati mulia, beliau tak hanya menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri namun juga untuk semua manusia. Banyak harta beliau yang sudah beliau nafkahkan tanpa pikir panjang. Sungguh susah mencari sosok dengan kepribadian seperti sayyidina Abu Bakar.
Namun, sayangnya petunjuk juga belum datang untuk menyapanya dalam lingkungan kebenaran. Orang-orang shalih yang beliau kunjungi pun hanya bisa meramalkan bahwa sang Nabi akan muncul dari Mekah meskipun keadaan di sana sangat mudah dijumpai berhala. Dan anehnya, taka ada satupun dari mereka yang mengakui dirinya seorang Nabi. Padahal, jika dinilai dari keimanan, kesucian, dan perilaku mereka sudah sangat baik.
Beberapa hari menjelang kepulangannya ke Mekah, beliau bermimpi melihat bulan. Beliau terbangun karenanya dan segera mengunjungi salah seorang pendeta yang sudah dikenalnya dengan baik dan menceritakan perihal mempinya. Wajah pendeta yang shalih itu pun tampak berseri-seri dan berkata, “Rupanya telah tiba waktunya.”
“Siapakah yang anda maksud?” tanya Abu Bakar, “Apakah nabi yang sedang kita tunggu-tunggu itu?”
“Benar, dan anda akan beriman kepadanya dan menjadi orang paling berbahagia karena kehadirannya.” jawab sang pendeta.
---- end of bagian 1 ---
Keyword: kisah abu bakar as sidiq, kisah sahabat rasul, kisah para sahabat nabi, biografi abu bakar, biografi sahabat rasul, biografi sahabat nabi, sahabat nabi muhammad, sahabat rasulullah, abu bakar as siddiq, mengenal abu bakar, mengenal para sahabat rasul, mengenal para sahabat rosul, mengenal para sahabat nabi muhammad, sahabat nabi muhammad, rosulullah dan sahabatnya, sejarah pemimpin islam, kisah para sahabat nabi muhammad, sejarah islam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar