Al-Imam Hasan Al-Bashriy adalah salah satu ulama terkemuka generasi
tabi'in (salafush shaleh), guru besar di kota Bashrah, Irak. Seorang
alim yang terkemuka dari kaum Muslimin, seorang ahli fikih yang alim,
ahli ibadah, seorang yang bertakwa, dan wira’i, dikenal dengan kefasihan
lisannya, penjelasannya yang indah mengharukan, ahli hikmah, zuhud, dan
yang luas ilmunya. Beliau pernah berjumpa sekitar 100 sahabat Nabi pada
masa hidupnya.
Ayah beliau mengabdi kepada Zaid bin Thabit Al-Anshariy Radliyallahu ‘Anh (زيد بن ثابت الأنصاري) yaitu salah seorang sahabat
Rasulullah yang terkenal sebagai penulis wahyu Allah dan surat-surat
Baginda Rasulullah. Sahabat Zaid bin Thabit Al-Anshariy wafat pada tahun
15 Hijriah dan anak beliau yang bernama Kharijah bin Zaid, menjadi salah satu
generasi tabi’in besar dan merupakan satu diantara ulama-ulama fikih
Madinah pada masanya.
Sedangkan ibunda dari Al-Imam Hasan Al-Bahsriy bernama Khayrah
(خَيْرَةُ) adalah pelayan kepada Ummu Salamah. Beliau (Imam
Hasan) dilahirkan pada 2 tahun terakhir sebelum wafatnya Amirul Mukminin
Umar al-Khattab.
Imam Hasan Al-Bashriy juga pernah memegang jabatan sebagai Qadhi di Bashrah pada tahun 102 H, namun beliau tidak mengambil upah dari jabatannya. Wafat pada tahun 116 Hijriah dalam usia 89 tahun.
Berikut adalah beberapa pendapat ulama mengenai Al-Imam Hasan Al-Bashriy,
قال محمد بن سعد كان الحسن -رحمه الله- جامعا، عالما، رفيعا، فقيها، ثقة، حجة، مأمونا، عابدا، ناسكا، كثير العلم، فصيحا، جميلا،
“Imam
Muhammad bin Sa’ad (168 H) berkata, “Al-Hasan –rahimahullah- adalah
orang yang suka melakukan shalat berjamaah, ‘alim, terhormat, ahli
fikih, tsiqah (terpercaya), pandai berdebat (al-Hujjah), ahli ibadah,
berperawakan sempurna, banyak ilmu, fasih berbicara dan tampan
mempesona”.
وعن أبي بردة، قال: ما رأيت أحدا أشبه بأصحاب محمد -صلى الله عليه وسلم- منه
“Dan dari Abu Burdah, dia berkata, “Aku belum pernah melihat seorang pun yang menyerupai para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam kecuali dia.”
حميد بن هلال: قال لنا أبو قتادة الزموا هذا الشيخ، فما رأيت أحدا أشبه رأيا بعمر منه -يعني: الحسن
“Dari
Humaid bin Hilal, dia berkata, “Abu Qatadah telah berkata kepada kami,
“Patuhilah (bergurulah dengan) orangtua ini, karena aku belum pernah
melihat seorang pun yang menyerupai pendapat Umar bin al-Khaththab
kecuali dia yakni Al-Hasan.”
وعن أنس بن مالك، قال: سلوا الحسن، فإنه حفظ ونسينا
“Dan
dari Anas bin Malik, berkata ; “bertanyalah kalian semua kepada
Al-Hasan, sebab sesungguhnya di kuat hafalannya dan kami lupa”
وقال قتادة: كان الحسن من أعلم الناس بالحلال والحرام
“Dan Qatadah berkata, “Al-Hasan termasuk orang yang paling tahu tentang halal dan haram”
قال هشام بن حسان: كان الحسن أشجع أهل زمانه
“Hisyam bin Hasan berkata, Al-Hasan adalah orang yang paling pandai pada masanya”
وقال أبو عمرو بن العلاء: ما رأيت أفصح من الحسن
“Dan Abu Umar bin al-‘Ala’, aku tidak pernah melihat orang yang lebih fashih dari al-Hasan”
وقال السري بن يحيى: كان الحسن يصوم: البيض، وأشهر الحرم، والاثنين، والخميس
“Dan As-Sariy bin Yahya, Al-Hasan sering berpuasa pada al-Bidl (13,13,15 pada bulan Qamariyah), pada asyhur al-hurum, dan setiap senin kami”
Tentang Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi Wa sallam, sebagaimana disebutkan dalam kitab I’anatut Thalibin,
قال الحسن البصري، قدس الله سره: وددت لو كان لي مثل جبل أحد ذهبا لانفقته على قراءة مولد الرسول
“Seandainya aku memiliki emas seumpama
gunung Uhud, niscaya aku akan menafkahkannya (semuanya) kepada orang
yang membacakan Maulid ar-Rasul”.
Demikianlah kalangan salafush shaleh memandang tentang peringatan Maulid Nabi, yang mana beliau menjelaskan tentang keutamaan dan keistimewaan peringatan Maulid Nabi, yang mana didalamnya dibacakan tentang Maulid Nabi. Al-Imam Hasan Al-Bashriy adalah orang yang menjadi rujukan, hingga Anas bin Malik pun mengajurkan agar jika ada persoalan hendaknya bertanya kepada Imam Hasan Al-Bashriy.
InsyaAllah kita berada dalam kebenaran ketika memperingaati Maulid Nabi, sebab generasi salafush shaleh pun banyak telah menjelaskan keutamaannya.
Wallahu subhanahu wa ta'alaa a'lam
Abdurrohim Ats-Tsauriy
Referensi :
- Kitab Siyar A'lam An-Nubala, karangan Imam Adz-Dzahabiy, Muassasah Ar-Risalah.
- Kitab I'anatuth Thalibin, karangan Al-'Allamah Asy-Syekh Abu Bakar Syatha Ad-Dimyathiy, Terbitan Dar el-Firk, Beirut - Lebanon.
Demikianlah kalangan salafush shaleh memandang tentang peringatan Maulid Nabi, yang mana beliau menjelaskan tentang keutamaan dan keistimewaan peringatan Maulid Nabi, yang mana didalamnya dibacakan tentang Maulid Nabi. Al-Imam Hasan Al-Bashriy adalah orang yang menjadi rujukan, hingga Anas bin Malik pun mengajurkan agar jika ada persoalan hendaknya bertanya kepada Imam Hasan Al-Bashriy.
InsyaAllah kita berada dalam kebenaran ketika memperingaati Maulid Nabi, sebab generasi salafush shaleh pun banyak telah menjelaskan keutamaannya.
Wallahu subhanahu wa ta'alaa a'lam
Abdurrohim Ats-Tsauriy
Referensi :
- Kitab Siyar A'lam An-Nubala, karangan Imam Adz-Dzahabiy, Muassasah Ar-Risalah.
- Kitab I'anatuth Thalibin, karangan Al-'Allamah Asy-Syekh Abu Bakar Syatha Ad-Dimyathiy, Terbitan Dar el-Firk, Beirut - Lebanon.
Copas from http://ashhabur-royi.blogspot.com/2008/06/di-saat-umat-islam-berjuang-membebaskan.html
Keyword: hukum maulid nabi, biografi imam hasan al basri, ulama salaf, pendapat ulama tentang maulid, sejarah maulid nabi, bigrafi ulama salaf, keutamaan maulid nabi, peringatan maulid nabi, keistimewaan maulid nabi, rujukan maulid nabi, ulama tabiin, ulama tabi'in, generasi salafush sholeh, ulama salaf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar